Sponsors
Senin, 24 Februari 2014
Cara menjaga hati Nasihat Habib Abdullah bin Alwi Al haddad
(Nasihat Habib Abdullah bin Alwi Al-haddad)
Sebaik-baiknya hati adalah yang bersih suci dari keburukan, yang tunduk kepada yang haaq
(kebenaran) dan petunjuk yang diliputi kebaikan. Di dalam Hadits dikatakan, Hati itu ada 4 macam :
1. Hati yang tidak berselaput, didalamnya terdapat pelita yang menerangi. Ini hati orang mukmin.
2. Hati yang hitam tak tentu tempatnya. Ini hati orang kafir.
3. Hati yang terbelenggu diatas kulitnya. Ini hati orang munafik.
4. Hati yang mendatar, padanya terdapat iman dan nifaq (kemunafikan).
Perumpamaan iman yang meliputinya seperti batang
tumbuhan yang disirami air tawar.Sedangkan perumpamaan nifaq seperti setumpuk kudis
yang diselaputi nanah dan darah busuk. Maka yang mana diantara keduanya berkuasa,ke situlah hati tertarik. Hati yang ke-4 inilah yang terdapat pada kebanyakan kaum muslimin. Amalnya bercampur
aduk sehingga keburukannya lebih banyak daripada
kesempurnaannya. Dalam Hadits lain dikatakan, “Sesungguhnya iman itu bermula muncul di dalam hati sebagai sinar putih, lalu membesar,hingga seluruh hati menjadi putih. Sedangkan nifaq itu bermula muncul di dalam hati seperti noda-noda hitam, lalu menyebar, hingga seluruh hati menjadi hitam.” Sesungguhnya iman akan bertambah dengan cara
menambah amal soleh disertai keikhlasan. Sedangkan nifaq akan bertambah dengan cara mengerjakan amal buruk, seperti meninggalkan perkara wajib dan
melakukan larangan agama.Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah S.A.W, “Barangsiapa melakukan dosa,
maka akan tumbuh dalam hatinya setitik hitam. Jika ia
bertaubat, maka terkikislah titik hitam itu dari hatinya. Jika ia tidak bertaubat, maka menyebarlah titik hitam itu sehingga seluruh hatinya menjadi hitam.” Hal ini sesuai dengan firman Allah, “Sekali-kali tidak, sebenarnya apa yang mereka selalu kerjakan
itu menutupi hati mereka.” (QS.83:14) Seorang manusia tidak akan ditimpa suatu musibah, kecuali
kerana dosanya sendiri. Sebagaimana dikatakan di dalam Al-Qur’an, “Dan musibah apa saja yang
menimpa Ente maka itu disebabkan oleh perbuatan mu sendiri.” (QS. 42:30) Maka dari itu, hendaklah kita
berhati-hati agar tidak terjerumus ke dalam dosa. Jika
pun sudah terlanjur, maka hendaklah bersegera bertaubat.
Bukankah dikatakan di dalam Al- Qur’an, “Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka itulah orang-
orang yang zalim.” (QS. 49:11) “(Dialah) Yang mengampuni dosa dan menerima taubat, Yang
pedih siksanya, Yang mempunyai kunia. Tiada tuhan selain Dia dan hanya kepada-Nya-lah
tempat kembali.” (QS. 40:3) “Dan tiada yang dapat
mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang kembali kepada Allah. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya.” (QS. 40:13-14)
[Disarikan dari Nashoih Diniyyah,
Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar